Tuesday, February 8, 2011

Couple days of stay for the Career Days - Jogja

Tadinya tidak terpikirkan akan jalan ke Jogja saat masa-masa liburan. Tapi berhubung dapet informasi dari teman bahwa ada jobfair di UGM maka saya pikir tidak ada salahnya juga mampir kesini untuk submit aplikasi. Jobfair diselenggarakan selama dua hari (5 - 6 Feb '11), saya memutuskan untuk berangkat sehari sebelumnya dengan naik kereta. Hmmm, saya pikir internet satu-satunya jendela informasi terlengkap, mulai dari sarana-prasarana, tempat menginap, dll. OK langsung buka laptop, tancep usb modem dan Go Online for surfing informasi!
Sarana dulu dah!
Ada 2 pilihan, naik pesawat or yang ngiriiiitt dikiitt, kereta api. Saya buka laptop, kemudian mulai browsing-browsing jadwal dan harga tiket. Wah saya pikir sudah mepet, akhirnya saya memutuskan naik kereta api. Ada tidak ya infonya di internet? Hmm, ada, tapi dari kota saya, jadwal perjalanannya hanya tersedia malam saja, sampai di Jog bisa-bisa hampir dini hari. Saya coba buka jadwal Sby - Jog, dan lebih banyak alternatif kereta maupun jadwalnya. Akhirnya saya putuskan untuk berangkat dari Sby. Gimana ya pesen tiketnya? Ternyata pelayanan KAI sudah semakin oke menurut saya. Kita bisa melakukan pemesanan melalui telepon PSTN (121) maupun sellular (021-121). Dari pemesanan ini kita akan dikenakan biaya tambahan Rp. 7.500,-. Saya pesan Sancaka sore (15.00 WIB) dengan total biaya Rp 122.500,-. Kita akan diberikan kode pemesanan kemudian tinggal bayar via ATM. Bayar lewat internet banking juga bisa, namun harus siap printer untuk mencetak bukti bayarnya. Untuk penukaran tiket, tinggal tunjukkan bukti pembayaran dari struk ATM dan jangan lupa beserta fotocopy KTP (walaupun kadang hanya diminta struknya saja tanpa KTP).

Tempat menginap!
Ada banyak hotel melati dan bintang disekitar Malioboro. Hotel bintang, seperti hotel Inna Garuda dan Ibis yang tepat berada di jalan Malioboro. Sedangkan hotel lainnya juga banyak tersedia. Saya memutuskan untuk browsing melati. Targetnya adalah:
- Hotel Bhinneka (dekat stasiun Tugu dan Malioboro)
- Hotel Merbabu (Jl. Sosrowijayan, dekat juga dengan Malioboro)
- Hotel Rama (Jl. Sosrowijayan)
- dan hotel-hotel lainnya di sekitar jl. Dagen, jl. Sorowijayan dan jl. Pasar Kembang (Sarkem)
Alamaaaak saking banyaknya pilihan dengan promo masing-masing, sampai bingung... Akhirnya saya pikir langsung cari di tempat saja ketika nanti sudah sampai di Jogya. Sebenernya sudah ada beberapa hotel yang saya telpon untuk reservasi, namun wah weekend memang susaaah, penuh semua.
Hari H-pun tiba, saya meluncur ke SBY via travel kemudian baru lanjut dengan Sancaka ke Jogya. Tiba di Jogya sekitar pukul setengah sembilan malam. Diluar dugaan, cuaca pada saat itu mendung dan hujan. Tanpa pikir panjang saya memutuskan langsung ke hotel terdekat yaitu Bhinneka. Hmmm, saya pesen ekonomi, karena hanya ini yang ada dan hanya bisa dibooking untuk satu malam saja karena sudah ada yang booking dihari berikutnya (maklum weekend). Ekonomi satu malam Rp. 150.000,- dengan AC, TV 14", private bathroom, sarapan pagi. Pelayaan oke, tapi ada beberapa hal kecil yang membuat penilaian menjadi turun 35 poin (skala 1 - 100, saya kasi 65). Mungkin untuk kamar non ekonomi lebih baik.
Mini cafe Hotel Merbabu Jogya -> disini free hotspot areanya (lantai 3)
Kemudian keesokan paginya saya mulai mencari alternatif hotel lainnya yang masih bisa dibooking untuk dua malam. Akhirnya saya memutuskan hotel Merbabu. Saya telpon dan katanya tinggal delux yang ada untuk lebih dari satu malam, dengan harga Rp. 200.000,-. Hmmm, mungkin memang strategi hotel, sesampainya di hotel ini yang dikasi adalah......, 'Tinggal delux plus mas!', ratenya adalah Rp. 270.000,-. Saya bisa saja mencari alternatif lainnya, namun saya pikir... ya sudah lah.. (kaya lagunya Bondan heee). Saya dapat fasilitas twin bed, AC, TV, private bathroom dengan running hot and cool shower, free wifi area dan tentunya makan pagi. Hei sebenernya apa si makan pagi yang ditawarkan hotel-hotel melati disekitar Malioboro ? Tadinya saya pikir ya menu sarapan nasi dengan lauk-pauknya, eh ternyata dari dua hotel yang saya singgahi ini menu bulee tho! Roti ma telur ^^!).
Setelah cek in, saya memutuskan untuk ke UGM. Ada dua alternatif, via angkutan bis dan transjogya. Wow Jogya tidak mau kalah dengan Jakarta ya! Hmm, apa bedanya? Shelter, disini shelternya mini banget, sehingga kurang menampung penumpang setianya. Saya hanya bergumam, wah kalo sesempit ini, siapapun ada peluang masuk ke shelter melalui pintu keluar tanpa melalui pintu karcis (wah sayangnya saya tidak ada kamera untuk ambil gambar shelternya_ _!). Jalan, track transjogja sebagian besar membaur dengan jalan rakyat lainnya. Kalu di Jkt kan ada sekatnya ye. Saya berangkat dari shelter Malioboro, naik 2A kemudian turun di shelter Rampih (wow jalurnya muterrr ternyata, lumayan jauhh, dengan ongkos Rp. 3000,-).
Sampai di shelter Rampih saya bergegas ke Graha Sabha UGM. Lumayan dalem juga masukknya dari gerbang ke Graha Sabha, maklum ini pertama kalinya saya ke UGM (siang-siang panas-panas, hosh.. hosh.. hosh.. _ _!). Wah rameee bangett ternyata, maklum hari pertama. Saya register, bayar catalogue Rp. 3000,- dan kemudian masuk untuk submit aplikasi (padahal catalogue tersebut keesokan harinya ditawarkan dengan.... "Catalogue gratis! Catalogue gratis! Silakan Catalogue gratis!"), ya sudah lah.... Saya janjian sama teman ketemuan langsung di sini. Beberapa stand baik di lantai satu dan lantai dua kami kunjungi. Wah banyak stand yang menarik sehingga menggoda untuk masuk dan mencari informasi. Namun dari rumah, target saya sudah manteb di satu stand. Wah salut buat panita penyelenggara event ini, saya kasi two tumbs up!. Setelah kami semua sudah selesai submit aplikasi ke stand-stand terkait, langsung ngaciirrr untuk nyari makan (udah laperrr). Setelah itu pulang ke tempat penginapan. Istirahat, kemudian malemnya lihat-lihat Malioboro. Capeee, pegel semua kaki fiuhhh...
Keesokan paginya kami memutuskan untuk mengunjungi tempat wisata candi Prambanan dengan naik motor (heee boleh lah pelayanan hotel Merbabu, bisa minjem helm dan ngasi peta serta memberikan rute arah termudah ke candi Prambanan). Dengan berbekal peta dan mobile gps akhirnya sampai ditempat wisata candi Prambanan. Tiket masuk umum hari libur kalau tidak salah Rp. 23.000,- per orang. Kamipun berkeliling ke area candi, memang indah walaupun udara siang itu cukup cerah (panas^^!). Beberapa candi tidak bisa dimasuki, termasuk candi utama. Ternyata banyak candi yang sudah runtuh menjadi puing-puing (Mungkin karna usianya yang sudah ribuan tahun dan mungkin juga karena gempa dahsyat beberapa waktu lalu). Setelah puas berkeliling, kamipun memutuskan untuk kembali dan langsung menuju ke expo UGM kembali untuk submit aplikasi titipan (oya ada gudheg yang cukup terkenal yang berlokasi didaerah UGM ini, namanya.... nggg.... heeee lupa, akan saya update setelah inget^^"). Wah pas mau balik ke penginapan hujan deras turun, walaupun kami berhenti untuk memakai jas hujan dan kembali ke penginapan, teteeeep basaaahhhh....
Kami beristirahat hingga maghrib dan memutuskan untuk membeli pia pathok untuk dibawa pulang esok hari sebagai buah tangan khas Jogja. Salah satu pusatnya adalah yang berada di Jl. KS Tubun (belakangnya Malioboro), bakpia pathok 25. Harganya bervariasi dari Rp. 15.000,- sampai Rp. 25.000,- (Jika memang dekat dengan daerah ini, saya sarankan jalan kaki atau berkendara sendiri untuk membelinya, karna bisa dapet diskon heee). Dirasa cukup kamipun balik ke hotel.
Perjalanan berangkat saya rasa menyenangkan, namun ini dia, kepulangan begitu kurang menyenangkan fiuhhhh...
Pertama,
Saya order tiket kereta api. Untuk memastikan jadwal saya browsing di kafe mini lantai 3 hotel Merbabu. Entah karena kelelahan sehingga saya tidak bisa membedakan antara 1.30 dengan 13.30 (Hahaha dasar!!!). Target saya adalah pulang siang hari setelah cek out, sehingga harusnya saya pesan untuk jadwal jam 13.30 bukan 1.30 (Anda benar saya terlanjur memesan 1.30 tanpa saya sadari dan tiket sudah saya bayar via internet banking).
Kedua,
Setelah cek out, saya menuju stasiun Tugu Jogja. Sesampainya disana, petugas tidak bisa memberikan print tiket saya karena saya tidak bisa menunjukkan bukti pembayaran (harusnya lebih baik bayar lewat ATM saja!). Saya menjelaskan bahwa saya sudah bayar via internet banking, namun bapak petugas tetep ngeyel dan menyuruh saya untuk ke ATM dulu dan print bukti bayar di ATM. Tanpa memperpanjang debat sayapun ke ATM (buset mana ATM jauh lagi dari stasiun, sebenernya ATM centre ada di stasiun ini tapi ATM yang saya butuhkan kebetulan tidak ada_ _!). Setelah sampai di ATM tujuan, saya coba melakukan transaksi, setelah saya masukkan kode bayar, ATMpun bilang 'Tiket kereta api Anda sudah dibayar, mau transaksi yang lain atau tidak?'. Hah, bapak tadi sok tahu ternyata, saya pikir ATM bisa print saja ketika transaksi sudah dibayar (karna saya memang belum pernah sebelumnya heee, jadi nambah nih pengetahuan). Akhirnya saya memutuskan untuk ke warnet terdekat untuk melakukan print bukti bayar.
Ketiga,
Setelah sampai di stasiun lagi dan membawa bukti bayar (dengan kaki sangat lelah bolak-balik, mungkin kata bapak-bapak beca disekitar stasiun, 'Ni orang bolak-balik bolak-balik, ditawarin naek beca gamau!'). Saya langsung ke tempat penjualan tiket (frontlinernya cantik heee, lumayan ngilangin capee). Tapi, ketika mbak ini melakukan cek ke sistem online-nya, komputer bilang 'Data tidak ditemukan!'. Wah apalagi ini (pikirku). Setelah saya cek ternyata mbaknya salah memasukkan kode bayar dengan kode transaksi (wah wah wah), setelah saya kasi tahu akhirnya muncul juga transaksi yang saya booking sebelumnya. Setelah tiket ditangan, saya bergegas untuk ke ruang tunggu. Ketika dicek bapak petugas didepan ruang tunggu, "Mas, ini jadwal jam satu malam ya!" (DHUEERRRRRR, bagai tersambar gledek, ^^hyperbolic!). Alamakkkk luar biasa!, saya baru tersadar bahwa saya salah beli tiket kemarin. Pantas mbak yang di frontliner selalu bilang "Dicek dulu ya pak tiketnya!", saya pikir kok mbak-nya tadi tidak ngecek! eh ketahuannya pas mau masuk ruang tunggu (ya sudah lah..). Akhirnya saya beli tiket baru untuk tujuan Surabaya, mbaknya terheran-heran dan bilang "Beli tiket lagi mas? ", saya jawab "iyaa.. mbak..." sambil senyum muram ha3 nah loh bingung kan senyum tapi muram (gimana coba, coba praktekin!). Tadinya tiket yang saya beli adalah tujuan Blitar Rp. 150.000,-. Batal deh langsung nyampe Blitar, musti transit dulu ke Surabaya via Argo Wilis Rp. 130.000,- kemudian lanjut travel ke Blitar Rp. 55.000,-
Sampai di Blitar sekitar pukul 12 malam (udah pagi)... Akhirnya alhamdulillah sudah sampai dengan selamat dan zzzz.... zZz... zz... (see for the next vacation.... to be continued.)

~~ Jangan pernah takut berpetualang dan mewujukan keinginan, apapun target Anda, Pertamina - UT - Pama - Schlumberger - Chevron - Indika Energy - BP, PATI BISA! ~~

0 comments:

Post a Comment