Thursday, January 27, 2011

between the WINE and TEA

Ada satu ungkapan yang cukup menarik di salah satu acara televisi swasta yang dibawakan oleh seorang magician kelas atas Indonesia, jika Anda dihadapkan pada 2 pilihan manakah yang akan Anda pilih, WINE ataukah TEA?

Bagi orang awam seperti saya, tadinya saya pikir semakin lama umur WINE maka harga jualnya juga makin tinggi. Tapi ternyata bukan hanya dari faktor itu saja yang membuat harga wine tinggi, tetapi lebih pada bagus atau tidaknya kualitas panen anggur tersebut. Hasil panen sangat dipengaruhi oleh iklim pada saat itu (curah hujan, dll). Makanya disetiap label anggur disertakan jenis anggur, tahun pembuatan (disebut vintage) dan nama perusahaan pembuat. Jadi kesimpulannya jika pada tahun panen itu iklimnya mendukung bisa jadi hasil panennyapun bagus, dan harganya bisa jadi tinggi. Gimana konsumen tahu kalo pada vintage itu memang hasil yang berkualitas? Ha2 mungkin liat harganya ya, kualitas berbanding lurus dengan harga^^!.


Diambil dari segi manfaat banyak artikel dan tulisan memuat kebaikan wine, diantaranya adalah mengurangi resiko kanker, serangan jantung dan darah tinggi.  Institut Karolinska di Swedia melakukan penelitian tentang kebiasaan minum wine. Hasilnya? Mereka yang sesekali mengkonsumsi wine, memiliki risiko mati muda kurang dari 33% dibanding yang tak pernah mengkonsumsi wine (hmmm.... sungguh diluar dugaan dan saya belum mencari tulisan akan bukti ilmiahnya). Sedangkan mereka yang rutin meminum wine memiliki risiko kematian akibat kanker dan penyakit jantung lebih rendah secara signifikan.

Sementara penelitian yang dilakukan University of Crete, Yunani menyimpulkan, kandungan fenol pada wine dapat mengurangi risiko penyakit jantung, menghambat pertumbuhan kanker payudara dan mengurangi pertumbuhan kanker prostat.
Wow, artikel ini bukan berarti mengajak pembaca untuk minum wine^^!

Nah gimana dengan TEA?
Saya yakin para pembaca sudah bersahabat karib dengan tea (sejak dari kecil bukan ?), dan kasiat tea tidak akan saya paparkan lagi di artikel kali ini, karena sudah pasti pada tau semuaaaaa heeeee...

Sedikit mengintip saja,

British Nutrition Foundation merekomendasikan minum teh 1,5-2 liter sehari. Dan penelitian menunjukkan bahwa minum teh 1-6 cangkir sehari, termasuk teh hitam, dapat meningkatkan asupan antioksidan. Namun ada beberapa bukti bahwa teh dapat mencegah penyerapan zat besi dari makanan sehingga mereka yang berisiko anemia harus menghindari minum teh setelah makan.

Mana yang Anda lebih pilih, teh herbal atau teh asli dengan unsur daun teh terbesar (teh hijau, teh oolong, teh hitam) ? Salah satu pakar aromaterpai Rina Purwadi merekomendasikan lebih baik mengkonsumsi teh asli.

Untuk mendapatkan manfaat secara maksimal, teh harus diseduh sekitar tiga menit dengan kekentalan yang disesuaikan dengan selera. "Tapi ada baiknya minum teh juga harus dinikmati perlahan-lahan. Hirup aroma kesegarannya saat masih hangat," kata Rina. "Kalau perlu, sajikan tiga kali sehari dengan cangkir yang cantik untuk menambah kenikmatan minumnya."

Kualitas teh di Indonesia ternyata berkhasiat lebih tinggi. "Karena kondisi cuaca dan alam Indonesia menjadikan teh yang ditanam di Indonesia mengandung polyphenol 30 persen lebih tinggi dibanding teh produksi lain," kata Alex Rumondor, GM Msrketing Activation dan Public Relations PT SInar Sosro.

Yang terakhir, dalam mengkonsumsi teh, perhatikan apakah teh tersebut masih layak minum atau sudah kedaluwarsa, biasanya teh itu berwarna lebih gelap, keruh, dan ada busa. Ini berarti mikroorganisme seperti bakteri sudah berkoloni.

Sekarang tinggal balik ke paragraf di awal,
menjadi seseorang yang berguna baik bagi lingkungan disekitar maupun secara luas itu jika dilihat dari segi proses dan waktu, wine ataukah tea ? Semua keputusan ada ditangan Anda...

0 comments:

Post a Comment