Monday, June 8, 2015

Dewasa.. apakah berkorelasi dengan usia?

Siang ini tanggal 8 Juni 2015, mood saya dibikin turun dalam sekejap oleh perilaku seseorang. Dia seorang ibu-ibu (saya rasa sekitaran 40an). Mengendarai motor membonceng anak kecil, ohh.. Mungkin itu putranya. Jalanannya sempit dan padat. Terjadi di perempatan pasar sumur batu.

Anda yang sudah tau tempat ini mungkin sudah kebayang bagaimana padatnya jalanan yang sempit diarea ini. Siang ini padet dan terhenti (seperti biasa tidak ada yang mau mengalah). Semua pengen duluan. Ada sebuah truck terhenti di perempatan yang akan melintas, karna padat akhirnya stuck beberapa saat. Saya terjebak dibelakang truck itu dengan kendaraan lain dibelakang.

Motor saya terasa didorong-dorong dari belakang. Saya berpikir ohh mungkin telat ngerem sehingga nyenggol bagian motor belakang saya (Jekarda... Senggol-senggol srempet-srempet sudah hal yg dimaklumi). Tapi ini lagi-lagi motor saya didorong-dorong dari bepakang dan lirih saya mendengar "Ayo maju maju lah...". Saya langsung menoleh kebelakang, saya lihat seorang ibu-ibu membonceng anaknya. Ketika saya hadap kedepan lagi, didorong-dorong lagi motornya. Saya langsung melihat kebelakang dan saya pandang terus ibuk tadi. Dia ngomel lirih "Biasa aja kali pak!"

Pada saat itu hampir meluap emosi saya. Apakah tidak jelas lalu lintas sedang stuck?? Apakah tidak terlihat truck didepan belum bisa melintas?? Saat itu saya hanya berpikir kok perilakunya seperti itu ya.. Tidak bisa melihat dengan bijak situasi dan kondisi. Itukah yang akan ia ajarkan ke anaknya dengan memberi contoh seperti itu? Makin berumur bertambah usia, perilakunya harusnya bisa menjadi teladan yang baik ya...

Setelah kejadian itu, saya coba tarik mundur lagi kebelakang. Banyak akhlak terbentuk dari situasi dan kondisi lingkungan. Saya mencoba memakluminya. Ibu tadi tidak mengenakan helm (asumsi saya dia tinggal di daerah tersebut). Sudah terbentuk situasi kondisi lalu lintas yang memang tidak tertib di area tersebut. Ditambah lagi kapasitas jalan tidak bisa menampung kepadatan lalu lintas sehingga acap kali terjadi traffic jam di banyak titik. Hal ini membuat sangat tidak nyaman, emosi meluap, stress, kebiasaan buruk yang kebablasan, dll. Saya saja sering dibuat stress tiba-tiba dengan kondisi jalan di area tersebut (mood langsung anjlok).

Apakah warga dan pelintas di area itu tidak sadar? Kondisinya ya seperti itu, harus bagaimana berlalu lintas? Berpikir bijak berlalu lintas agaknya sangat sulit ya?!
Fine, it's ok. Watak yang terbentuk memang seperti itu, jadi pandai-pandai kita mengambil hikmah...

Semoga kita selalu ditempatkan di lingkungan yang kondusif dan membawa berkah, aamiin....

0 comments:

Post a Comment